Pertemuan tersebut tidak sekadar menjadi ajang temu sapa, tetapi juga wadah membangun kepercayaan di tengah tantangan besar yang dihadapi daerah. Mulai dari ancaman narkoba, kerawanan bencana, hingga maraknya informasi menyesatkan yang berpotensi memecah persatuan masyarakat.
Pasi Intel Korem 032/Wira Braja, Mayor Kav Sukri, menegaskan bahwa TNI hadir untuk rakyat dan akan terus menjaga stabilitas serta keselamatan masyarakat. Namun ia juga menyadari, kepercayaan publik hanya dapat dirawat melalui komunikasi yang terbuka dan informasi yang benar.
Menurut Mayor Sukri, pers memiliki peran strategis sebagai jembatan informasi antara aparat dan masyarakat. Informasi yang disampaikan secara faktual dan berimbang diyakini mampu menumbuhkan kesadaran publik sekaligus mencegah kepanikan di tengah situasi darurat.
Nuansa humanis semakin terasa ketika para tokoh pers menyampaikan pandangan mereka. Julhendri menekankan pentingnya menjaga hubungan yang sehat antarsesama.
“Mari kita saling menjaga, jangan saling menyikut. Kita punya peran masing-masing, tapi tujuannya sama, untuk kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Pesan tersebut mencerminkan harapan agar sinergi antara TNI dan pers dibangun di atas rasa saling menghormati. Di tengah derasnya arus informasi digital, kebersamaan menjadi kunci untuk menjaga ketenteraman sosial.
Hal senada disampaikan Dafit Laksus, yang berharap silaturahmi ini terus terpelihara.“Semoga silaturahmi ini makin terjaga. Mari kita jaga bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Wartawan Anti Kriminalisasi (AWAK) RI, Herman Tanjung, mengingatkan pentingnya menjaga Sumatera Barat dari arus informasi menyesatkan yang berpotensi mengacak ketenangan sosial.
“Hingga hari ini, TNI sudah menjaga kita. Mari kita jaga juga TNI. Mari kita jaga negeri ini dengan informasi yang benar dan bertanggung jawab. TNI untuk rakyat,” tegas Herman Tanjung.
Di tengah maraknya hoaks, TNI menilai kehadiran pers yang profesional menjadi mitra penting dalam menjaga stabilitas. Informasi yang benar bukan hanya mencerdaskan, tetapi juga melindungi masyarakat dari kepanikan dan perpecahan.
Silaturahmi ini menjadi pengingat bahwa menjaga negeri tidak selalu dilakukan dengan kekuatan fisik. Dialog, kepercayaan, dan niat baik adalah fondasi utama dalam merawat persatuan.
Sumatera Barat dengan segala tantangannya membutuhkan energi kolektif dari semua elemen. TNI, pers, dan masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam menjaga kedamaian dan keutuhan sosial.
Silaturahmi ini menegaskan bahwa kekuatan bangsa lahir dari kepercayaan dan kebersamaan. Ketika TNI membuka ruang dialog dan pers menjaga nurani pemberitaan, maka yang tumbuh adalah rasa aman dan harapan di tengah masyarakat. Dari komunikasi yang jujur, tumbuh kepercayaan yang menjadi fondasi ketahanan sosial.
Di Ranah Minang, pesan itu kembali dipertegasmenjaga negeri bukan tugas satu pihak. TNI berdiri untuk rakyat, dan rakyat bersama pers ikut menjaga TNI. Dari silaturahmi yang sederhana, lahir komitmen besar untuk merawat persatuan, melawan hoaks, dan memastikan negeri ini tetap berdiri di atas kebenaran. TNI untuk Rakyat, dan rakyat tidak pernah berjalan sendiri.(red)

No comments:
Post a Comment